Telurku lahir saat aku sendiri
Ia selalu hadir saat aku merasa sepi
Anakku lahir saat bapaknya pergi
Ia menetes saat aku dipamiti
Anakku menetes dan menetas menjadi kata
Entah berapa butir entah berapa makna
Ia tak pernah bertemu dengan bapaknya
Tak sekalipun
Ia malu lantas aku menyembunyikannya
Pada lembar-lembar kosong yang masih tersisa
Aku tak juga memberi ijin sang bapak untuk menengoknya
Karena aku yakin anak kataku juga enggan menemuinya
Aku takut sang bapak khawatir
Maka aku akan membesarkannya sendiri
Menjadi bait-bait kalimat pelipur sepi
Ia selalu hadir saat aku merasa sepi
Anakku lahir saat bapaknya pergi
Ia menetes saat aku dipamiti
Anakku menetes dan menetas menjadi kata
Entah berapa butir entah berapa makna
Ia tak pernah bertemu dengan bapaknya
Tak sekalipun
Ia malu lantas aku menyembunyikannya
Pada lembar-lembar kosong yang masih tersisa
Aku tak juga memberi ijin sang bapak untuk menengoknya
Karena aku yakin anak kataku juga enggan menemuinya
Aku takut sang bapak khawatir
Maka aku akan membesarkannya sendiri
Menjadi bait-bait kalimat pelipur sepi
No comments:
Post a Comment