Monday, October 29, 2018

Mangga Raksasa Khas Alor, NTT

Jika saya dan keluarga akan bepergian keluar kota misalnya Kupang, begitu pula jika ada rekan atau keluarga yang berkunjung, kami selalu di mintai oleh-oleh mangga raksasa khas dari kabupaten Alor, NTT. Mangga yang berukuran jumbo dengan berat berkisar 1 hingga 2 kg ini disebut juga “mangga kelapa”. Buah ini dinamakan mangga kelapa karena bentuk dan ukurannya mirip kelapa. Daging buah mangga kelapa berwarna putih hingga kuning saat matang, tebal dan memiliki biji yang relatif kecil dan tipis. Jadi sepertinya 1 buah mangga kelapa ini tidak bisa dihabiskan oleh satu orang saja. Hahahaa. Dibandingkan dengan mangga pada umumnya, mangga kelapa memiliki tekstur lunak dan tidak berserat. Rasanya manis dan segar tentu cocok dinikmati di musim panas. Namun tidak harus menunggu musim panas,  kita juga dapat menemukan buah ini. Konon buah mangga kelapa ini tidak mengenal musim untuk berbuah. Asal buah dipohon sudah habis pasti langsung berbunga lagi.
Tangan kanan mangga kelapa, tangan kiri mangga biasa
Mangga kelapa biasa dijajakan mama-mama di pasar tradisional di Alor seperti di pasar Kadelang dan Kalabahi. Untuk mendapatkan 7 buah mangga kelapa di pasar, saya harus membayar dengan uang Rp 100.000,- . Masih mahal ya? Namun jika membeli langsung pada pemilik pohon saya bisa mendapatkan buah ini seharga Rp 5000,- saja per buahnya. Harga ini tentunya sepadan ya jika pertimbangannya dibutuhkan kerja ekstra untuk memanen buah ini dari pohon. Berbeda dengan pohon mangga pada umumnya, pohon mangga kelapa ini memiliki ukuran yang lebih tinggi dengan tangkai buah panjang dan hanya digantungi satu buah saja. Belum lagi karena ukurannya yang raksasa, untuk membawa buah ini dari desa ke kota tidak bisa sekaligus dalam jumlah banyak. Dan para penjual dipasar mungkin bukan lagi tangan pertama sehingga tentu harganya akan sedikit meningkat. Kalau sedang berkunjung di Alor NTT, jangan lupa untuk mencicipi buah mangga kelapa ya..


Jangan lupa klik juga 
https://www.youtube.com/watch?v=IGtiG5FvZ9c&t=57s
untuk lebih lengkapnya..

Wednesday, October 10, 2018

Surga Para Snorkling Mania - Sebanjar, Alor NTT

Untuk menikmati pesona bawah laut yang kaya, Indonesia bagian Timur juaranya. Laut Alor Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan bawah laut yang belum terjamah banyak tangan. Keindahannya tidak kalah dengan bawah laut internasional. Maka dari itu tidak heran jika Alor menjadi lokasi impian penyelam dan petualang berbagai negara. Saya pun sudah menargetkan snorkling di salah satu spot terbaik Alor dari jauh-jauh hari. Sore hari adalah waktu yang saya pilih untuk melakukan snorkling di pantai Sebanjar. Selain ingin melihat pesona bawah lautnya saya juga ingin menikmati senja dan sunset di sana.
Saya berangkat dari kota Kalabahi pukul 15.00 WITA dan sampai di pantai Sebanjar sekitar 30 menit kemudian. Pantai Sebanjar terletak di Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, NTT. Hamparan pasir putih dan pesona laut yang bersih menyambut kedatangan saya yang sudah tidak sabar ingin nyemplung berenang bersama ikan-ikan. Saya juga di sambut pohon-pohon rindang, lopo (gubuk tradisional), bangku tempat berjemur dan spot foto yang instagramable.
Tanpa berlama-lama saya pun langsung memakai perlengkapan snorkling yang sebelumnya sudah di sewa. Harga sewa alat snorkling disini pun sangat terjangkau mulai dari Rp 10.000 per itemnya. Setelah pemanasan dan selesai memakai alat snorkling saya pun langsung beraksi. Benar saja, baru sebentar berenang saja, saya sudah terpukau dengan keindahan terumbu karangnya. Padahal belum terlalu dalam, kira-kira masih sebatas pinggang orang dewasa saja. Selain itu saya juga menemui Ikan-ikan kecil dan tumbuhan laut yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Entah saya tidak tahu namanya apa. Pun saya tidak bisa menyebutkan kata lain selain indah luar biasa.


Penampakan bawah laut Sebanjar, Alor NTT

Setelah puas berenang dengan ikan-ikan, saya segera bersih-bersih diri kemudian menikmati sunset dengan semangkuk mie rebus yang dijual di cafetaria. Nikmat sekali rasanya makan mie rebus yang menghangatkan badan setelah berenang sambil disuguhi panorama senja yang memanjakan mata. Saya berharap alam Alor masih akan seindah ini beberapa tahun lagi.  
Menikmati sunset di pantai Sebanjar

#YokMainkeAlor
Cek di channel saya untuk ikut melihat detil bawah lautnya yaaa..
https://www.youtube.com/watch?v=H2VhQfii7TA&t=22s

Sunday, October 7, 2018

Wisata Baru di Alor, Mangrove Beach


Kesadaran masyarakat Alor akan lingkungan patut di apresiasi. Salah satunya adalah penanaman dan pemeliharaan bakau (mangrove) yang tentunya akan memberi banyak keuntungan seperti habitat bagi ikan, menjadi tambatan perahu nelayan dan yang utama sebagai pemecah ombak untuk menghindari abrasi laut. Keuntungan lain yang tidak kalah penting adalah sebagai sektor pariwisata tentunya. Sore ini saya berencana untuk menikmati sunset di hutan mangrove Pantai Deera, Kabola, Kabupaten Alor, NTT.  
Pemandangan pertama setelah tempat parkir
Menikmati senja dengan bermain ayunan di tepi pantai 
Lokasi mangrove beach ini lumayan jauh dari pusat kota Kalabahi dapat ditempuh sekitar 1 jam ke arah Mali dengan akses jalan yang sedikit menantang. Haha saya menyebutnya menantang karena lepas dari kota itu jalanannya rusak dan sedikit menanjak. Tapi semua perjuangan pasti berbuah manis kan? Benar saja. Sampai di lokasi, saya dimanjakan dengan pasir putih dan laut yang bersih. Pohon-pohon yang rindang membuat suasananya semakin sejuk. Masyarakat setempat juga membangun gazebo-gazebo atau orang sini menyebutnya Loppo yang cocok untuk tempat peristirahatan. Oh ya, di sini tidak ada sinyal maupun wifi, jadi kita lebih fokus menikmati alam atau family time. Suasana tenang, udara sejuk dan pemandangan alam yang luar biasa indah memberi kenyamanan tersendiri dan pengobat stres yang ampuh bagi saya. Saya sedikit kecewa karena sore ini laut sedang surut dan saya juga tidak bisa melihat sunset. Mungkin lain kali saya bisa mendapatkan moment itu.
Mangrove beach saat surut
Wisata mangrove beach ini tergolong baru, karenanya tempat ini masih sepi dan belum banyak yang mengunjungi. Pengelola lahan dan wisata mangrove ini sendiri adalah warga lokal, belum ada kerjasama dengan dinas pariwisata dan pemerintah setempat. Selain bisa bermain air laut, pengunjung bisa menyewa perahu dengan membayar hanya Rp 10.000 /jam. Untuk penawar lelah setelah bermain air, terdapat cafe yang menjual kelapa muda dan cemilan lokal seperti pisang goreng dan ubi goreng. Sekian dulu ya jalan-jalan sore ini, sampai jumpa lagi.

Friday, October 5, 2018

Kolaborasi Expo Alor XII, Alor Karnaval V dan Jambore Pariwisata Provinsi NTT

Pemerintah Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur rutin menggelar acara Expo sebagai bentuk promosi budaya dan pariwisata. Berbeda dengan Expo sebelum-sebelumnya, kali ini Expo Alor XII dibarengi dengan Jambore Pariwisata Tingkat Provinsi NTT dan Alor Karnaval V. Sudah kebayang belum bagaimana meriahnya acara ini? Hahaa. Kegiatan Expo Alor XII ini digelar selama tanggal 14-20 September 2018 di lapangan pusat kota Kalabahi, Kabupaten Alor. Pemerintah Kabupaten Alor menyiapkan stan-stan yang diisi oleh beberapa instansi, kelompok usaha maupun perkumpulan-perkumpulan lain yang ditata mengelilingi lapangan dan dipusatkan ke panggung hiburan. Kegiatan Expo Alor ini melibatkan 17 Kecamatan di Alor dan 14 Kabupaten Kota di Provinsi NTT.
 
Pembukaan dilangsungkan setelah karnaval budaya dari masing-masing kecamatan ditampilkan. Karnaval ini diikuti warga Alor tidak terkecuali dari anak-anak hingga sesepuh masing-masing daerah. Mereka menampilkan pakaian adat, nyanyian dan tari khas daerahnya di sepanjang pasar, Lipa Kalabahi jalan Sudirman dimana start dan finish karnaval ini adalah di lapangan pusat kota Kalabahi. Sekitar pukul 17.00 WITA, kegiatan Expo Alor XII ini resmi dibuka oleh Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi dan dihadiri ketua tim penggerak PKK Provinsi NTT, Julie Sutrisno Laiskodat. Adapun rincian kegiatan Expo XII selama 7 hari ini meliputi parade budaya, lomba karnaval budaya, lomba tari kreasi baru, lomba musik bambu 17 kecamatan, lomba stand terbaik, pemilihan putri wisata Alor, Jambore Pariwsata Tingkan Provinsi NTT. Ada pula Komodo Travel Mart yang dilaksanakan di Hotel Pulo Alor.  
Pada pagelaran Expo XII ini masing-masing kecamatan di Alor harus menampilkan kebolehannya melalui tari maupun kesenian-kesenian lain di atas panggung hiburan. Selain itu beragam produk kerajinan rakyat dan simbol-simbol kebudayaan di Alor seperti tenun ikat juga di pamerkan di stan-stan kegiatan. Ada pula stan khusus yang memperkenalkan potensi wisata Alor terutama bahari kepada pengunjung expo. Saya memanfaatkan kesempatan ini selain untuk mengetahui destinasi-destinasi wisata yang belum saya kunjungi di Alor juga untuk menikmati kuliner-kuliner khas Alor. Sudah tertarik mengunjungi Alor?

Thursday, October 4, 2018

Suku Abui di Kampung Adat Takpala NTT

Bukan hanya pesona bawah lautnya yang kaya, namun juga kebudayaan yang masih dipertahankan oleh masyarakatnya. Siang itu saya berkesempatan untuk mengunjungi kampung adat Takpala yang berada di Dusun III Kamengtaha, Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Kampung Adat Takpala ini dapat ditempuh selama 20 menit dari pusat kota Kalabahi. Sesampai disana saya disuguhkan pemandangan luar biasa indah yakni laut luas dari atas bukit. Meskipun begitu saya masih harus berjalan kaki lagi menaiki bukit untuk sampai di desa Takpala dan bertemu warga lokalnya.
Pemandangan di kaki bukit Takpala
Saya disambut oleh salah satu pemandu wisata lokal yang tinggal di kampung adat Takpala ini dan beliau mulai bercerita banyak hal. Jika kamu membuat janji untuk kunjungan ini, kamu juga akan disuguhkan dengan tarian lego-lego. Lego-lego tarian khas Takpala yang ditarikan dengan cara setengah lingkaran. Kemudian memutar di tumpukan batu yang biasa digunakan suku setempat untuk melakukan ritual adat. Namun sayangnya saya tidak mendapat kesempatan untuk menikmati tari lego-lego saat ini. Oh ya, Kampung ini dihuni oleh suku Abui yang kesehariannya memanfaatkan hasil alam terutama hutan dengan cara berladang atau berburu. Meskipun jaraknya tidak jauh dari pusat kota Kalabahi, di kampung ini belum ada penerangan loh karena memang suku setempat masih mempertahankan kehidupan yang murni dari alam. Rumah adat di kampung Takpala ini berupa rumah panggung yang bentuknya menyerupai piramida yang biasa disebut rumah Lopo. Disini juga ada salah satu rumah tradisional yang berlantai 4 terbuat dari jalinan bambu. Lantai 1 adalah tempat rapat, lantai 2 tempat tidur dan dapur, lantai 3 tempat penyimpanan makanan dan lantai 4 untuk penyimpanan barang-barang pusaka yang akan dipakai jika ada kegiatan adat yang konon rumah ini bisa menampung 13 KK sekaligus.
Rumah Adat Suku Abui, Takpala
Sebagai tamu, saya ditawarkan untuk mengenakan pakaian adat mereka. Pakaian adat disini menggunakan sehelai kain tenun saja di lengkapi dengan aksesoris gelang, kalung, ikat pinggang, ikat kepala dan uniknya ditambah dengan gelang kaki untuk wanita. Sementara pakaian adat untuk pria dilengkapi dengan atribut panah untuk berburu dan parang yang mencerminkan kehidupan sehari-hari suku Abui.

Berpose mengenakan pakaian adat Takpala
Belajar memegang panah dengan warga asli Takpala

Para mama suku Abui disini berkegiatan membuat kerajinan tenun dan aksesoris-aksesoris tangan maupun kaki. Selain digunakan untuk acara adat, kerajinan yang mereka buat juga akan dijual pada pengunjung. Oh ya, selain suku Abui, di Alor juga masih banyak lagi kampung-kampung adat dengan ciri khas dan kebudayaan masing-masing. Mudah-mudahan saya di beri kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat lain di Alor. Hehe

Wednesday, October 3, 2018

Dalam Bayang

Mataku mengarah pada satu titik
Tapi pandanganku kabur
Pikiranku berkeliaran tak terkendali
Tak pula ada yang membangunkanku

Mataku menerawang dalam linang
Aku menelisik dari siang menuju petang
Pada paras yang penuh kenang
Lagi, jiwaku terkekang dalam bayang

Mataku mencari di tengah sunyi
Mencari hati yang bersembunyi atau justru pergi
Untuk menyapa sekali lagi
Dari aku, yang tak sempat kau pamiti

Monday, October 1, 2018

RINDU SENJA

Bukan senja namanya jika ia tidak bercahaya
Membawa rindu nan syahdu sejak 2 tahun lalu
Ketika itu dekap hangat menidurkannya lelap di bahu
Kini ia sedang cemas menunggu kekasih tercinta
Untuk datang sebelum malam melahapnya
Senja bisa saja bernegosiasi dengan semesta
Untuk membiarkan warnanya menyala lebih lama
Namun lelah dan kantuk karena menunggu terlalu lama
Jingga di tubuhnya berangsur pudar
Senja harus bersabar karena kekasihnya tak jua berkabar
Kasihan senja ia harus pulang tanpa kekasihnya
Kasihan kekasihnya, ia mati tanpa senja mengetahui

Perbincangan Kala Petang

Petang itu aku berbincang dengan sajadah panjang
Aku mengeluh pada sajadah yang telah usang
"Resep bahagia itu apa?" tanyaku
Namun seketika aku dibuat sadar bahwa hidup itu sudah ada porsinya
Dan setiap orang memiliki porsi yang sama
Jangan dikira hanya kita yang merasakan duka
Hidup ya seperti ini
Cobaan datang, Kebahagiaan datang, Kekecewaan datang lalu mereka pergi
Untuk nantinya datang lagi
Dan setiap orang memiliki kesempatan itu
Lalu aku bertanya lagi
"Resep bahagia itu apa?"
Ia menjawab "Bahagia itu pilihan masing-masing orang yang menjalani
Jika sedih dirasa sedih, alangkah hidupnya akan sia-sia
Memilihlah untuk bahagia"
Dan terakhir aku bertanya
"Resep bahagia itu apa?"
"Apakah ada resep bahagia lain kecuali bersyukur?"
Lantas aku bersujud dan menciuminya

Sendiri

Jika saatnya tiba Senja pasti akan kehilangan sinarnya Lalu kegelapan merajai Jika saatnya tiba Laut juga akan kehilangan deburnya ...