Tuesday, September 10, 2019

Sendiri

Jika saatnya tiba
Senja pasti akan kehilangan sinarnya
Lalu kegelapan merajai
Jika saatnya tiba
Laut juga akan kehilangan deburnya
Lalu keheningan menyelimuti
Jika saatnya tiba
Banyak hal yang hanya denganmu aku ingin bercerita
Tentang langit, tentang ombak dan tentang aku tanpa mereka


Monday, December 17, 2018

Percaya pada Hidup

Dalam hidup tak ada jaminan untuk terus bahagia
Mencapai semua impian-impian kita
Dan untuk terus tumbuh bersama orang yang kita cinta
Hidup juga tidak selalu berpihak pada kita
Tidak melulu menenangkan kegelisahan hati kita
Namun kadang ia justru menghakimi kebenaran yang menurut kita
Itulah hidup
Hidup melatih kita untuk tetap bertahan hidup
Untuk tidak menyerah pada hidup
Untuk belajar percaya pada hidup
Bahwa sedih ada akhirnya, dan bahagia akan datang setelahnya

Lakukan Selagi Bisa

Untukku jika suatu hari bosan
Bosan adalah hal yang wajar
Tetapi akan menjadi tidak wajar jika bosan diwajarkan
Bosan pasti membuatmu tidak nyaman
Tidak nyaman untuk berbagi secangkir kopi di pagi hari misalnya
Tidak nyaman untuk berkeluh kesah di malam hari
Atau bahkan tidak nyaman untuk hidup bersama lagi

Lamanya kebersamaan seringkali membuatmu lebih mudah mendeteksi kekurangan
dibanding menemukan kebaikan
Lebih lancar mencaci dibanding memuji
Lebih lincah menjatuhkan dibanding memuliakan
Dan lebih cenderung takabur dibanding bersyukur

Untukku jika suatu hari bosan
Coba ingat ini
Bukankah ia selalu mengalah dan menenangkan amarahmu?
Bukankah ia selalu menanggapi rengekan manjamu?
Bukankah ia selalu mengapresiasi hal-hal kecil untuknya darimu?
Dan bukankah ia tak pernah sekalipun bosan padamu?

Peluk ia selagi bisa
Sambut dengan hangat setiap bangun tidurnya
Jangan lupa untuk selalu memastikan semua kebutuhannya
Menjamin kesehatannya
Dan yang terpenting untuk selalu mengatakan bahwa kamu mencintainya
Pesanku, untukku, lakukan selagi bisa !

Saturday, December 15, 2018

Rebus Telur di Air Panas Tuti Adagae

Satu lagi wisata alam yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Alor, Nusa Tenggara Timur yakni Air panas Tuti Adagae. Uniknya, air panas ini keluar dan menyembur dari batuan sehingga nampak sangat mirip dengan air mancur. Air panas Tuti Adagae terletak di bagian timur laut pulau Alor tepatnya di desa Adagae kec. Lembur, Kab. Alor. Jaraknya sekitar 50 km dari kota Kalabahi atau sekitar 1 jam berkendara. Akses jalan menuju lokasi cukup bagus sampai dengan Desa Bukapiting. Selanjutnya kondisi jalan yang masih bebatuan dan cukup menanjak. Sampai saat ini belum tersedia kendaraan umum menuju kesana karena memang medannya yang sulit, bahkan menurut cerita beberapa rekan yang pernah kesana beberapa kali kendaraan mereka mengalami selip.

Rendaman di air panas Tuti Adagae
Tiba di lokasi, suasananya sangat sepi dan kami bebas saja memarkirkan kendaraan karena tidak adanya penjaga loket maupun tukang parkir. Saya tidak menjumpai pengunjung lain selain saya dan rombongan. Mungkin promosi wisatanya perlu ditingkatkan juga sejalan dengan ditingkatkannya perbaikan jalan dan fasilitas di lokasi wisata. Tolong dijadikan masukan ya pak Pemkab hehe. Tidak berlama-lama kami langsung berjalan kaki menuruni bukit menuju lokasi semburan air panas yang jaraknya sekitar 100 meter dari tempat parkir. Sebenarnya ada 2 spot air panas disana dan pengunjung bebas memilih mana dulu yang akan dituju. Kami menentukan spot pertama adalah air panas yang semburannya tidak terlalu kencang karena rencana disana kami akan berendam kaki menghilangkan capek selama perjalanan sekaligus merebus telur untuk membuktikan air disana benar-benar panas. Alibi sih, alasan yang sebenarnya karena kami kelaparan hahaha.  
Rebus telur di air panas Tuti Adagae

Sampai di spot pertama kami langsung siapkan telur untuk selanjutnya direbus. Sambil menunggu telur matang saya berendam kaki dan menikmati pemandangan sekitar. Sangat menenangkan rasanya seperti di sauna tapi alam ditambah pemandangan luar biasa perbukitan. Semua beban langsung hilang rasanya. Sangat nyaman untuk refresh pikiran yang penat karena rutinitas pekerjaan. Ohya sampai lupa kalau tadi sedang kelaparan hehe. Kami menikmati telur yang telah direbus selama kurang lebih 15 menit dan ternyata telur sudah matang sempurna.
Telurnya masak broo !
Tau gitu sekalian bawa pop mie atau ikan segar untuk dimasak kuah asam. Hahaha tapi perlu hati-hati sih karena air panas disini mengandung belerang. Air yang mengandung belerang memang bagus untuk obat luar misal sebagai detoxifikasi racun pada tubuh. Mengenai air belerang dapat menyembuhkan penyakit kulit seperti gatal atau jamur ini belum teruji kebenarannya. Namun yang pasti jika dikonsumsi untuk air minum atau masuk ke dalam tubuh dalam jangka lama akan mengendap di saluran kemih dan menimbulkan penyakit.
Semburan air panas Tuti Adagae
Setelah puas menikmati air panas di spot pertama kami beralih di spot kedua yang jaraknya tidak terlalu jauh dari spot pertama. Disana semburan airnya lebih kencang dan tentunya hawa panasnya lebih terasa dibandingkan di spot pertama. Yang unik disana terdapat batu-batu yang tersusun tinggi dan rapi namun tidak terjatuh. Mitos dari warga sekitar katanya jika kita bisa menyusun batu-batuan itu dengan sangat tinggi dan tidak terjatuh maka permintaan kita akan terkabul. Haha saya pun iseng untuk mengetahui kemampuan saya dalam menyusun batu. Dan yeyyy saya berhasil. Hari sudah semakin sore dan gelap, kami harus bergegas pulang mengingat akses jalanan yang terjal harus dilalui. Kami harus berjalan lagi menaiki bukit untuk sampai di tempat parkir. Semburat orange warna senja dan matahari yang hendak ingin berpamit sangat indah untuk moment perpisahan sore itu. Semoga lain hari dapat berkunjung lagi kesana.
Keluarga Besar Mama Remon :D

Btw, Check video lengkap liburan kami di Channel : Story Keluarga Wibowo
https://www.youtube.com/watch?v=QIPo2eCQQGc

Friday, December 14, 2018

Betul Juga

Terlalu rame bising
Terlalu sepi pusing
Betul juga, manusia tidak pernah puas dengan kondisinya

Terlalu kurus katanya kering
Terlalu gemuk banyak yang menggunjing
Betul juga, manusia sangat kreatif komentarnya

Terlalu acuh katanya sok asing
Terlalu peduli dibilang anjing
Betul juga, manusia tidak pernah melihat sisi positifnya

Thursday, December 13, 2018

Malam yang Galau

Sejak itu aku tak lagi menyukai malam
Karena ia menyudahi perbincangan dan mendatangkan kesunyian
Mengakhirkan pertemuan dan mempertemukan kegalauan
Aku tak lagi menyukai malam
Yang tega menelan siang dan mengganti hitam
Menikam riang dan membebaskan muram
Aku benci malam
Ia menyedihkan
Ia galau karena sendirian
Ia juga tak banyak di nanti orang
Hingga malam berpulang
Hingga siang datang
Aku selalu menanti untuk kembali berbincang

Kepada Rumah

Seberapapun aku terkurung dalam renung
Terkungkung hingga relung
Rumah adalah tempat yang paling ramah
Rumah adalah riuh yang selalu rekah
Karena ketika langkah terlampau jengah
Satu-satunya tempat yang aku rindu adalah rumah

Seberapapun aku terkekang dalam linang
Dan sedang merindukan perjalanan panjang
Memori tentang rumah akan mengingatkanku untuk kembali
Pada pagi dan secangkir kopi
Pada malam dan sekumpulan mimpi

Sendiri

Jika saatnya tiba Senja pasti akan kehilangan sinarnya Lalu kegelapan merajai Jika saatnya tiba Laut juga akan kehilangan deburnya ...