Pagi itu aku bangun lebih awal
Kendati mata masih sangat terpikat pada kantuk
Tak ingin menjumpai diriku semakin jatuh hati pada
lelap
Aku pun bergegas menyeret setengah nyawa ini ke
kamar mandi
Menerjang dingin air yang mengguyur dari gayung
Terdengar suara mirip kentongan
bersahutan
Sedikit berisik memang
Semakin lama semakin keras
Hingga aku sadar, sedari tadi gigiku meronta ingin
keluar
Ku nikmati alunannya ditemani hidangan bak kerajaan
Lengkap permaisuri-permaisuri yang menawan
Bergantian menjamuku, ada yang menyuapiku, memijat
tengkukku, pun sekadar bergelayut manja di lenganku
Tapi tunggu, Kenapa ada si Mbok yang ikut merayu?
“Le.. cepat keluar, si Mbok pengen pipis” kata si
Mbok menggedor pintu
Astaga, Ku temui diriku tersandar
Sambil memeluk gayung kesayangan
No comments:
Post a Comment